Cute Rocking Baby Monkey 2013 | Sitimasruroh.com

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BIOLOGI

BIOLOGI

FKIP







FKIP UNEJ sendiri terdiri dari 2 gedung yang terpisah, satu gedung namanya Gedung 1 yang menampung prodi sejarah, ekonomi dan pendidikan luar sekolah (hehe... gak yakin sendiri karena bukan kampus saya, kalau teman ingin yakin bisa di cek sendiri ke jember :p)

Gedung 3 adalah kampus paling baru saya ini #proudly hehe
Di gedung 3 ini ada beberapa prodi antara lain: Bahasa Inggris n Indonesia, Fisika, Matematika, Biologi, PGSD (jurusannya yang berminat untuk jadi guru SD :o )
Ada gedung 1 dan gedung 3 lalu kemana yang gedung 2?? Berdasarkan salah satu penjelasan dosen, nama gedung 3 adalah salah kaprakarena sudah kebiasaan sejak selesai dibangun, mau di ubah juga sulit..

urusan Pendidikan Sejarah di FKIP mendapat kuota sebanyak 16 kursi, namun yang mendaftar sebanyak lima peserta dan dinyatakan lolos seleksi jalur PMDK sebanyak empat peserta.

"Hampir tiap tahun, jurusan sejarah di Fakultas Sastra dan pendidikan sejarah di FKIP kurang diminati oleh peserta baik jalur PMDK dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)," katanya, menjelaskan.

Menurut Rochani, kuota sejumlah program studi yang belum terpenuhi akan dibiarkan kosong, namun Unej berusaha memenuhi kuota itu melalui jalur ujian masuk (UM) lokal Unej yang sudah dibuka pendaftarannya sejak 4-8 Juli 2011 untuk jenjang S-1 dan pada tanggal 18-20 Juli 2011 untuk jenjang D-3. "Kami sudah menerima calon mahasiswa baru melalui sejumlah seleksi yakni jalur undangan, Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin (Bidik Misi), SNMPTN dan PMDK," ucapnya.

Ia menjelaskan calon mahasiswa baru yang diterima Unej melalui jalur undangan sebanyak 635 peserta dan jalur Bidik Misi sebanyak 285 peserta, SNMPTN sebanyak 1.686 peserta, dan PMDK sebanyak 735 peserta.
Pada tiap tahunnya memang jurusan FKIP selalu memiliki peminat terbanyak, itulah keunggulan FKIP. Serta para mahasiswanya selalu dibimbing untuk memiliki kepribadian yang bagus, karena mereka adalah seorang calon pengajar atu guru.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

prodi biologi












Program studi biologi adalah salah satu program studi yang ada di FKIP UNIVERSITAS JEMBER, prodi ini memiliki sebuah visi, yakni mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi khususnya di bidang pendidikan biologi guna mewujudkan masyarakat berkualitas dan berwawasan lingkungan, maka dari itu untuk mewujudkan visi tersebut maka misi prodi biologo adalah menyelenggarakan dan mengembangkan kependidikan biologi secara professional dalam pembelajaran, penelitian dan pengabdian  masyarakat yang berkualitas dan berkelanjutan. Keuntungan masuk prodi ini adalah kita akan mempelajari berbagai ilmu tentang manusia, hewan dan tumbuhan, jadi tidak hanya tumbuhan saja atau manusia saja ataupun hewan saja. Ini berbeda dengan fakultas lain, misalnya fakultas kedokteran hanya mempelajari manusia saja atau hewan saja. Sepertu fakultas pertanian yang hanya mempelajari tentang tumbuhan saja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS









Sebuah organisasi di biologi dengan intensitas praktikum sangat tinggi, apakah mungkin? Berawal dari berdirinya program studi pendidikan biologi pada 18 Juli 1984 berdasarkan SK Dikti nomor 44/DIKTI/KEP/1984. Pada tanggal tersebut di mulailah awal perkuliahan pendidikan biologi di Universitas Jember. Pada masa awal-awal perkuliahan tersebutlah mulai tercetusnya ingin mendirikan sebuah organisasi yang dapat mewadahi mahasiswa pendidikan biologi itu sendiri. Di tahun pertama perkuliahan di pendidkan biologi muncul organisasi pertama kali bernama “ExBOr” (EXACT BIOLOGI ORGANISATION). berdirinya “ExBOr” belum ada esensi yang jelas bentuk organisasi ini. Pada tahun ketiga pendidikan biologi dan “ExBOr” berdiri, bertepatan setelah pulangnya prof. Sudarmadji. Ph. D, dari studi S2 di Amerika, nama “ExBOr” itu sendiri dipertanyakan dan mendapatkan kritikan untuk mengganti nama organisasi ini. Nama LUMBA-LUMBA inilah pertama kali di lontarkan oleh Dr. Suratno, M. Si yang kala itu menjabat sebagai ketua “ExBOr” dan ketua LUMBA-LUMBA pertama kali. Nama LUMBA-LUMBA ini kemudian disepakati oleh anggota organisasi ini dengan makna bahwasanya hewan ini mudah bersahabat dengan siapa saja,serta suka menolong. Jadi diharapkan HMP ini mampu memiliki sifat seperti LUMBA-LIMBA. Pada masa Dr. Suratno, M. Si, ini juga lah muncul penyetaraan organisasi-organisasi mahasiswa pada program studi oleh PD III saat itu. Sehingga setelah itu terbentukalah HMPSPB LUMBA-LUMBA. Dalam perkembangannya HMPSPB LUMBA-LUMBA mengalami banyak perbahan-perbahan ke arah yang lebih baik, di antaranya logo, logo yang kita lihat saat ini adalah perubahan dari lambang DNA dengan Lumba-lumba di dalam segi lima, dan sekarang hanya ada Lumba-lumba didalamnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UNIVERSITAS JEMBER



Sejarah

Cikal bakal Universitas Jember berasal dari gagasan dr. R. Achmad bersama-sama dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman yang bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di Jember. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiganya membentuk panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua dr. R. Achmad; Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.
Selanjutnya Panitia Triumviraat ini pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk yayasan dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun (disahkan dengan Akta Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di Jember). Yayasan Universitas Tawang Alun inilah yang kemudian mendirikan universitas swasta di Jember dengan nama Universitas Tawang Alun yang kemudian disingkat UNITA. Dalam perjalanannya, ketiga tokoh tersebut mendapatkan dukungan penuh Bupati Jember saat itu, R. Soedjarwo.
Pada tahun 1959 tepatnya pada tanggal 26 Januari 1959, R. Soedjarwo diangkat sebagai Ketua Yayasan Unita. Secara kebetulan, pada periode 1957 sampai dengan 1964, R. Soedjarwo juga menjabat sebagai Ketua DPRD Swatantra. Boleh dikata, sebagai Bupati Jember waktu itu, R. Soedjarwo mempunyai perhatian cukup besar terhadap pembangunan pendidikan di Kabupaten Jember. Mengingat bahwa anggaran pemerintah saat itu masih sangat terbatas. Maka, untuk menunjang bidang pendidikan, R. Soedjarwo bersama tokoh-tokoh masyarakat kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Kabupaten Jember (YPKD) dengan menggali dana dari masyarakat untuk menunjang dunia pendidikan. Salah satu cara yang unik dalam mengumpulkan dana, R. Soedjarwo minta sumbangan dari masyarakat Kabupaten Jember berupa buah kelapa dan botol kosong untuk dijual. Selanjutnya dananya dipergunakan untuk membantu Unita dan sekolah-sekolah yang lain.(1) Untuk membesarkan Unita, R. Soedjarwo kemudian membantu mendirikan gedung kampus Unita yang ada di jalan PB Sudirman seluas 656 meter persegi. Gedung tersebut dibangun di atas tanah seluas 2.160 meter persegi dengan biaya pembangunan sebesar Rp 23.243,66. Dana tersebut bersumber dari dana YPKD. Sejak tahun 1960, Unita semakin berkembang. Jumlah fakultas, satu demi satu bertambah. Meliputi, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Pertanian. Seiring perjalanan waktu, untuk menambah prasarana kampus, Unita mengundang USAID untuk mendapatkan sumbangan berupa alat laboratorium dan buku-buku.(1)
Kampus Universitas Jember di Tegal Boto, sebenarnya sudah diimpikan R. Soedjarwo. Saat itu tahun 1960, Tegal Boto masih berupa daerah terpencil bagaikan “pulau mati” dan tidak bisa dijangkau transportasi darat. Untuk membuka daerah tersebut, R. Soedjarwo mulai membangun jembatan di jalan PB Sudirman arah ke Jalan Mastrip pada 1961. “Jembatan tersebut baru selesai tahun 1976 dan hingga kini dikenal sebagai jembatan Jarwo. Pada awal 1961 Yayasan Unita mulai merintis upaya agar Unita bisa berstatus negeri. Untuk itu, R. Soedjarwo mengadakan koordinasi dengan segenap pengurus yayasan, pengurus Unita, tokoh-tokoh daerah, termasuk anggota DPRD. Sidang DPRD pada 19 April 1961 akhirnya menghasilkan keputusan menetapkan resolusi. Resolusi tersebut isinya menyangkut beberapa hal. Pertama, tentang memperkuat ide pembukaan Fakultas Kedokteran, kedua mengirim delegasi yang terdiri dari Ketua DPRD menghadap Pemerintah Pusat, dan ketiga Universitas Tawang Alun agar diakui sebagai Universitas Negeri. Langkah selanjutnya, Yayasan Unita mengirim beberapa delegasi untuk menghadap Menteri PTIP waktu itu dipegang Prof Mr Iwa Kusumasumantri. Hasilnya memberikan harapan baru, pemerintah akan menegerikan Unita bersama-sama dengan Unibraw pada 20 Mei 1962. (1)
Untuk menyongsong rencana tersebut, Yayasan Unita kemudian mengirim kembali delegasinya pada 14-24 Maret 1962. Namun di luar dugaan, telah terjadi pergantian Menteri PTIP, yaitu Prof Dr Ir Thoyib Hadiwidjaja yang mempunyai kebijakan baru bahwa tidak membenarkan penegerian dua universitas dalam satu provinsi secara bersamaan. Akibat penundaan penegerian Unita tersebut, Unita akhirnya diintegrasikan ke Universitas Brawidjaya Malang berdasarkan SK Menteri PTIP No1, tertanggal 5 Januari 1963. Hal ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat Jember dan mahasiswa Unita khususnya. Melihat hambatan tersebut R. Soedjarwo terus berusaha dengan mengirim delegasi ke Jakarta hingga mendapat dukungan dari DPRD untuk mendesak pemerintah pusat untuk menegerikan Unita menjadi universitas negeri secepatnya. Jerih payah R. Soedjarwo dengan dibantu pihak-pihak terkait, akhirnya membuahkan hasil dengan terbitnya SK Menteri PTIP No 153 tahun 1964 tertanggal 9 November 1964 tentang Didirikannya Sebuah Universitas Negeri Jember. (1)
Pada awal berdirinya pada tahun 1964, Universitas Negeri Djember yang disingkat UNED, memiliki lima fakultas, terdiri dari Fakultas Hukum di Jember, dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Banyuwangi. Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad.
Kepemimpinan dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol Soedi Harjohoedojo (1967-1969), Letkol Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kolonel Drs. H.R. Warsito (1978-1986). Baru semenjak tahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat oleh sivitas akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa (1986-1995), Prof. Dr. Kabul Santoso, M.S. (1995-2003), Dr. Ir. T. Sutikto, M.Sc. (2003-2012), dan Moch. Hasan, M. Sc., Ph.D (2012 - sampai kini).
Visi, Misi, Tujuan, dan Moto UNEJ
            Visi UNEJ adalah menjadi universitas unggul dalam pengembangan sains, teknologi, dan seni berwawasan lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial. Untuk mencapai visi tersebut, misi UNEJ adalah:
1.      Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi yang berkualitas dan berwawasan.
2.      Mengembangkan sains, teknologi, dan seni yang inovatif, berwawasan lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial untuk kesejahteraan masyarakat.
3.      Memberdayakan masyarakat agribisnis dangan menerapkan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal
4.      Mengembangkan sistem pengelolaan universitas yang akuntabel dan bertaraf internasional.
5.      Mengembangkan jaringan kerja sama dengan stakeholders dan lembaga lain didalam dan diluar negeri.
Tujuan yang ingin dicapai UNEJ adalah:
1.      Menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan berwawasan.
2.      Menghasilkan karya-karya sains, teknologi dan seni yang inovatif dan relevan dengan pelestarian lingkungan.
3.      Mewujudkan UNEJ menjadi pusat unggulan pembelajaran dan riset bidang lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial.
4.      Mewujudkan sistem kinerja profesional.
5.      Mewujudkan UNEJ sebagai universitas bertaraf internasional.
Moto UNEJ
Dalam rangka memberikan arah dalam meningkatkan kualitas masukan, proses, dan keluaran secara berkelanjutan, UNEJ telah merumuskan kebijakan mutu akademik. Intisari dari kebijakan mutu akademik tersebut adalah UNEJ akan selalu mengutamakan kualitas (quality first).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS