Robrt
Budi Hartono
Robert Budi
Hartono atau sering disingkat R. Budi Hartono sebenarnya memiliki nama asli Oei
Hwie Tjhong. Robert adalah keturunan Tionghoa yang lahir di Kudus, Jawa Tengah
pada tahun 1941 sebagai anak kedua dari Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan. Michael
Bambang Hartono adalah kakaknya yang memiliki nama asli Oei Hwie Siang.
R. Budi Hartono
menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama
Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang
kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin
Hartono, dan Armand Hartono.
Sebagai salah
satu orang terkaya Indonesia, tentunya Anda bertanya-tanya darimana kekayaan
yang dimiliki Robert Budi Hartono. Mari kita mulai dari titik awal Bos Djarum
ini merintis karir.
Robert Budi
Hartono atau sering disingkat R. Budi Hartono sebenarnya memiliki nama asli Oei
Hwie Tjhong. Robert adalah keturunan Tionghoa yang lahir di Kudus, Jawa Tengah
pada tahun 1941 sebagai anak kedua dari Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan. Michael
Bambang Hartono adalah kakaknya yang memiliki nama asli Oei Hwie Siang.
R. Budi Hartono
menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama
Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang
kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin
Hartono, dan Armand Hartono.
Sebagai salah
satu orang terkaya Indonesia, tentunya Anda bertanya-tanya darimana kekayaan
yang dimiliki Robert Budi Hartono. Mari kita mulai dari titik awal Bos Djarum
ini merintis karir.
Djarum Awal dari Semuanya
Bersama
kakaknya Michael Hartono, Robert di usianya yang ke 22 tahun menerima warisan
salah satu perusahaan rokok ternama saat ini, Djarum. Perusahaan Djarum sebelumnya
merupakan usaha kecil yang bernama Djarum Gramophon yang kemudian dibeli oleh
ayah Robert pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Robert dan
kakaknya menerima warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada saat itu pabrik
perusahaan Djarum baru saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil.
Namun kemudian di tangan dua bersaudara Hartono bisa bertumbuh menjadi
perusahaan raksasa.
Saat ini, Di
Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki pangsa pasar yang besar. Dan
di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 milyar batang
pertahun atau 20% dari total produksi nasional.
R. Budi Hartono
dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor
antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.
Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh
Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.
Sektor Perbankan
Pada tahun
2007, R. Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Hartono di bawah bendera Group
Djarum melebarkan investasi ke bidang perbankan. Dan menjadi pemegang saham
utama, mengendalikan 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang merupakan
salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data Bank Indonesia
pada Desember 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus
delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).
Sektor Properti
Di sektor ini,
banyak proyek yang dijalankan di bawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi Hartono,
dan yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada
tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008. Proyek ini mencakup hotel (renovasi
dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan
apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah.
Sektor Agribisnis
Di sektor
Agribisnis, Robert bersama Michael memiliki perkebunan sawit seluas 65.000
hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka
bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari
Group Djarum.
Sektor Elektronik dan Multimedia
Salah satu
bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah
beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi
ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan
dispenser.
Sektor Lainnya
Salah satu
sektor bisnis yang baru mulai berkembang di Indonesia adalah bisnis online.
Group Djarum pun tertarik untuk “menikmatinya” lewat perusahaannya Global
Digital Prima Venture.
Bukti Eksistensi Group Djarum
Gedung pencakar
langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA. Karena
bank BCA menjadi penyewa utamanya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan demikian
tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di
tengah-tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah
bisnis Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar